Metta Pricillia
Ah.. capek banget rasanya kerjaan numpuk, klien complain ga selesai-selesai, belum lagi kalau bos lagi rese marah-marah ngga jelas disuruh lembur padahal badan udah kaya digebukin oleh warga sekampung. Pengen naik jabatan, tapi harus banting tulang loyalitas sama perusahaan. Bos juga suka banget marah-marah ngga jelas. Atau buat kamu yang masih duduk di bangku sekolah juga ngerasain tugas dan PR yang terus menerus datang dan gamau pergi, soal-soal yang susah banget dimengerti, si X yang mau nyari si Y tapi harus kamu yang cariin. Kenapa ga langsung si X aja nemuin si Y sendiri? Mau lulus aja kayanya susah banget. Boleh lari aja ga sih? Kok kayanya masalah hidup tuh datang mulu ngga berhenti-berhenti, emangnya “capek” ngga bosen apa datang di kehidupan aku?
Eitss…. Jangan lari dulu. Setiap orang pasti pernah mengalami hal-hal yang seperti di atas. Kalau kamu lari dari masalah kamu, bukannya pergi, masalah tersebut justru akan semakin banyak dan nantinya malah tambah menyiksa kamu. Guru kita, Sang Buddha Gotama pernah mengalami hal yang sama kaya kamu. Sebelum mencapai tujuannya mencapai penerangan sempurna, Pangeran Siddharta harus melepaskan segala kekayaannya, meninggalkan istri yang ia cintai dan anaknya yang baru saja lahir serta harus hidup sederhana yang sangat berbeda dengan kehidupannya dahulu. Pangeran Siddharta juga pernah berkali-kali belajar dengan guru yang berbeda untuk mencari jawaban dan tujuan yang hendak ia capai.
Perjuangan Sang Buddha ga cuma sampai di situ aja BWers, setelah meninggalkan kekayaan dan orang yang sangat Ia cintai, sebelum menjadi Buddha, Petapa Gotama pernah melakukan tapa menyiksa diri selama 6 tahun. Ditemani dengan 5 orang petapa (Bhaddiya, Vappa, Mahanama, Assaji, Kondanna), Petapa Gotama melakukan samadi yang amat sangat menyakitkan. Dikutip dari samaggi-phala.or.id, Petapa Gotama dan 5 orang petapa melatih diri mereka dengan menjemur diri pada siang hari dengan teriknya matahari dan berendam di dalam sungai dengan waktu yang lama pada tengah malam. Merasa usaha-Nya tetap tidak membuahkan hasil, Petapa Gotama melakukan latihan yang lebih menyiksa diri-Nya kembali dengan merapatkan gigi dan menekan kuat langit-langit mulut-Nya demi berusaha agar di tengah sakitnya fisik yang Ia terima, batin-Nya tidak melekat, selalu waspada, tenang dan teguh.
Tak hanya sampai di situ, Petapa Gotama juga pernah menahan nafas-Nya sampai hanya mengeluarkan suara berdesis melalui lubang telinga dan tidak lagi menggunakan mulut atau hidung. Hal ini menyebabkan rasa sakit dan panas yang luar biasa dan dengan tindakan-Nya Petapa Gotama berharap batinnya dapat tetap tenang dan tidak melekat. Ia juga melakukan latihan dengan puasa dan hanya makan beberapa butir nasi dalam sehari sehingga badan-Nya sangat kurus. Apabila perut-Nya ditekan, maka tulang punggung-Nya akan terpegang.
Latihan-latihan yang menyiksa, belum lagi ancaman dari Mara, tak pernah membuat Petapa Gotama lari dari tujuan-Nya dalam mencapai penerangan sempurna. Ia tetap mencari cara dan jalan keluar dalam setiap masalah-masalah yang dihadapi walaupun cara yang Ia gunakan salah pada awalnya. Namun, seperti yang kita lihat sekarang, Sang Bhagava berhasil mencapai tujuan yang ingin Ia capai dan masalah-masalah berat yang Ia hadapi itulah yang membuat kita dapat mendengar dan mempelajari Dharma-Nya. Coba bayangkan bagaimana jadinya kalau saat latihan dan bertapa Petapa Gotama menyerah dan kembali kepada kehidupan lamanya? Sampai sekarang, kita nggak akan pernah mandapatkan Dharma dan ketenangan yang Ia ajarkan.
Jadi BWers, masalah-masalah yang kamu hadapi itu dapat dijadikan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan kamu. Kamu mau naik pangkat? Bekerja dengan lebih rajin dan sungguh-sungguh, selesaikan semua masalah yang ada dengan solusi terbaik dari kamu. Kamu ingin cepat lulus? Belajar dengan rajin, selesaikan semua tugas yang diberikan oleh gurumu, kerjakan dengan usaha terbaik kamu supaya kamu dapat lulus dengan nilai yang terbaik pula.
Masalah nggak akan menjadi suatu hal yang menyebalkan kalau kamu melihat itu sebagai suatu yang positif. Kalau kamu merasa hidup kamu berat, masalah yang datang nggak pernah selesai, coba diingat aja bagaimana perjuangan Sang Bhagava untuk mencapai penerangan sempurna demi menolong semua makhluk keluar dari roda samsara. Jadi sekarang, kalau kamu mendapatkan masalah, jangan lari! Hadapi dan kalahkan masalah itu demi tujuan yang ingin kamu capai.
Sumber:
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/riwayat-hidup-buddha-gotama-bab-ii-pelepasan-agung/
https://ratnakumara.wordpress.com/2009/09/26/siddhattha-gotama-perjuangan-mencapai-pencerahan/