Buddhist Worship
Hai BWers! Happy Vesakh ya! Nah di bulan Mei ini merupakan bulan yang sangat kita tunggu-tunggu nih karena kita memperingati Hari Waisak, yey! Tentunya sebagai pemuda Buddhis, kita bersuka cita untuk merayakan Waisak. Biasanya kita merayakan Waisak dengan melakukan puja bakti, meditasi menyambut detik-detik waisak, pentas seni, pelepasan lampion, dan masih banyak lagi. Namun apa sesungguhnya makna dari Waisak? Apakah Waisak hanyalah sebuah perayaan?
Tiga Peristiwa Penting
Hari Waisak itu memperingati 3 pertistiwa penting. Apa aja tuh?
Lahirnya Calon Sammasambuddha
Peristiwa pertama yang kita peringati adalah lahirnya Siddhartha Bodhisatta dari Surga Tusita ke dunia ini. Dikisahkan dalam Majjhima Nikaya Acchariya-abbuta Sutta, Sang Bodhisatta lahir dengan dengan keadaan yang bersih tanpa noda dan dua pancuran air dari angkasa memandikan Sang Bodhisatta dan ibuNya. Lalu Sang Bodhisatta mengucapkan “Akulah yang tertinggi di dunia; Akulah yang terbaik di dunia; Akulah yang terkemuka di dunia. Inilah kelahiranKu yang terakhir; sekarang tidak ada lagi penjelmaan baru bagiKu”. Dengan lahirnya Sang Bodhisatta, semua makhluk sungguh bersukacita. Lalu mengapa bersukacita? Simak jawabannya di akhir pembahan artikel ini ya!
Penerangan Sempurna
Pangeran Siddhartha setelah melihat orang tua, orang sakit, orang meninggal, dan seorang pertapa lalu beliau merasakan ketidakpuasan walaupun berkelimangan harta. Justru beliau malah mencari sebab bagaimana asal mulanya setiap makhluk mengalami proses kelahiran, penuaan, sakit, meninggal. Beliau melepaskan harta, nama, keluarganya dan seluruh kenikmatan duniawi tuk menemukan obat dari penderitaan. Melatih diri selama 6 tahun dan menyiksa diri. Pada akhirnya beliau telah menemukan jalanNya dan Nibbana telah Ia realisasi “KebebasanKu tidak tergoyahkan; ini adalah kelahiranKu yang terakhir; sekarang tidak ada lagi penjelmaan makhluk yang baru”. Dengan demikian, Dhamma atau kebenaran sejati telah ditemukan oleh Sang Bhagava dan dibabarkan dengan jelas untuk mengakhiri penderitaan disini dan saat ini juga.
Wafat Agung
Pada usia ke-80 tahun, Buddha memasuki Mahaparinibbana di bawah pohon sala kota Kusinara. Buddha berkata kepada Bhante Ananda dan juga buat kita semua, “Nasihat-nasihat Sang Guru telah tiada, sekarang kita tidak memiliki guru!” Jangan berpikiran seperti itu, ?nanda, karena apa yang telah Kuajarkan dan Kujelaskan kepada kalian sebagai Dhamma dan disiplin akan, saat aku tiada, menjadi guru kalian”. Lalu pesan terakhir dari Buddha adalah “Sekarang, para bhikkhu, Aku nyatakan kepada kalian: segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami kerusakan—berusahalah dengan tekun.”
Dari ketiga peristiwa penting ini apakah hanya mengingatkan akan riwayat Buddha, biografi dari Sang Buddha? Tentu bukan sekedar itu saja ya BWers. Tapi? Yuk kita simak dibawah ini
Bertemu dengan Dhamma
Seperti yang pernah aku bahas di artikel sebelumnya yang berjudul “Berdamai dengan Diri Sendiri”, lahir menjadi seorang manusia itu membutuhkan karma baik yang luar biasa. Apalagi kalau karma baik itu kurang satu saja maka kondisi itu tidak mencukupi untuk bisa lahir menjadi seorang manusia. Begitu juga dengan bertemu dengan Dhamma. Apabila saat ini, kita bisa lihat betapa banyaknya sumber-sumber belajar Dhamma yang bisa kita akses di media sosial misalnya. Tentunya saat kondisi kita sangat mendukung untuk mempraktikkan Dhamma untuk membawa kita menuju Nibbana maka , praktikkanlah! Tidak perlu menunggu hingga berkalpa-kalpa untuk melatih diri, mencapai Nibbana. Kita bisa mencapaiNya dalam kehidupan saat ini juga.
Jalan itu Selalu Ada
Waisak telah menjadi momentum dan tanda kalau jalan kebenaran yaitu Dhamma dari Sang Buddha itu sudah jelas dibabarkan dengan sempurna. Buddha tidak pernah mendiskriminasi siapapun untuk mempraktikkan jalanNya. Bahkan dalam Mah?satipa??h?na Sutta, Buddha menjelaskan kalau kita mempraktikkan Dhamma, tidak perlu menunggu lama-lama, satu minggu saja penderitaan bisa berakhir, wow banget ya (dalam konteks 4 perenungan). Dhamma juga tidak akan lekang oleh waktu dan selalu ditemukan dan dijalankan oleh para bijaksana. (dalam konteks 4 perenungan)
Jadi tunggu apa lagi, waisak tahun ini gunakan sebagai momentum untuk terus berjuang hingga mencapai kebahagiaan sejati ya!
Referensi
https://suttacentral.net/mn26/id/anggara?reference=none&highlight=false
https://suttacentral.net/dn16/id/anggara?reference=none&highlight=false