Back

Metta vs Cinta Terhadap Lawan Jenis. Sama atau Berbeda?

Metta Pricillia @pricillia.metta

Dalam agama Buddha, kamu pasti ga asing lagi dengan kata Metta yang berarti
cintakasih. Buddha selalu mengajarkan umatnya untuk memancarkan rasa cinta kasih kita bukanhanya kepada manusia, namun juga kepada semua makhluk baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Namun, sebagai umat Buddha perumah tangga, kita masih memiiliki ketertarikanterhadap lawan jenis dan rasa cinta kepada pasangan kita. Jadisebenarnya, Metta dan cintaterhadap lawan jenis ini sama atau engga sih? Kita bahas yuk BWers.

Sebagai manusia, kita pasti memiliki ketertarikan kepada lawan jenis kita. “Woahhh,
diacantik banget, aku suka deh sama dia”, “Cowo itu pinter banget, dia juga baik sama
orang lain. Tipe aku banget!” Hayo ngaku, pemikiran-pemikiran kaya gitu pasti pernah lewat
di otak kamukan?.
Cinta terhadap lawan jenis, dan cinta yang diajarkan oleh Sang Bhagava berbeda
BWers.Cinta terhadap lawan jenis hanya tertuju kepada satu orang dan bahkan dapat
memicu tiga akarkejahatan, lobha (keserakahan), moha (kebodohan batin) dan dosa
(kebencian). Ketika ada rasa ketertarikan kepada lawan jenis, kita menginginkan lebih dari sekedar teman. Ketika telah dalamstatus berpacaran, kita menginginkan pasangan kita lebih
peka kepada kita, dan seterusnya.Keinginan-keinginan kecil ini lama-lama menumpuk dan membuat kita menjadi serakah.Sepanjang proses berpacaran, kita pun seringkali tidak dapat melihat kesalahan pasangan hanyakarena kita “mencintai” pasangan kita atau sekarang disebut dengan bucin. Kebodohan batin di mana kita tidak dapat membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah seringkaliterjadi karena kita terlalu menyayangi pasangan kita. Dan yang terakhir dosa, ketika pasanganmelakukan hal yang tidak sesuai ekspektasi dan bahkan akhirnya mencampakkan kamu, rasa sakit itu perlahan berubah menjadi kebencian yang sangat berbeda dari ajaran “cinta kasih”nyaBuddha. Rasa cemburu kepada pasangan juga berbeda dengan cinta kasih yang diajarkan olehSang Bhagava.

Perasaan cemburu yang berlarut-larut membuatmu merasakan kebencian.
Metta atau cinta kasih dalam agama Buddha sudah dijelaskan dengan rinci
dalamKaraniyametta Sutta. Cinta kasih yang universal tanpa membeda-bedakan, itulah Metta yang diajarkan oleh Buddha. Bila kita memberikan cinta kasih kita kepada semua makhluk, maka kitaakan mendapatkan cinta juga dari makhluk tersebut, seperti ajaran hokum karma, apa yang kitatanam, itulah yang akan kita tuai.
Singkatnya, Metta yang diajarkan oleh Sang Bhagava mengajarkan kita untuk
mencintaisemua makhluk tanpa membeda-bedakan. Semakin besar cinta kasih yang kita berikan, semakinbesar pula karma baiknya akan kita dapatkan. Sedangkan cinta kepada pasangan dapat membuatkita terseret pada tiga akar kejahatan apabila kita tidak dapat membatasinya dengan baik.

Lalu BWmin, jadi aku ga boleh punya pacar, gitu? No, no, no konsepnya tidakseperti
itu BWers. Kamu boleh kok punya pacar namun harus didasarkan oleh Metta.
Maksudnyaadalah kamu bisa mencintai pacar kamu namun tetap mempertimbangkan
upekkha ataukeseimbangan batin. Kita harus mengetahui batas-batasan kita terhadap
pasangan, jangan terlalumelekat namun tidak terlalu jauh juga. Dengan begitu, kamu dapat mencintai doi tanpa memicutiga akar kejahatan, dan bahkan ketika kamu mencintai pasangan kamu dengan Metta, cinta kasihyang diajarkan oleh Sang Bhagava, kamu dapat mengikis lobha, dosa dan moha.

Jadi BWers, kamu team yang mencintai pacar kamu layaknya seorang bucin atau
kamuteam mencintai pacar kamu dengan cara Sang Buddha memancarkan Metta?


http://sudhammacaro.blogspot.com/2012/05/cinta-sama-lawan-jenis-menurut-ajaran.html